Ririn's Blog

Ririn's Blog

Saturday, November 19, 2011

Humble Heart :)))

Rendah hati merupakan hal yang gampang untuk diucapkan tetapi seringkali sulit untuk dilakukan. Rendah hati sudah ditekankan dalam banyak kesempatan sepanjang isi Alkitab, mulai dari Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru. Terdapat begitu banyak pesan Tuhan mengenai soal kerendahan hati ini. Sepertinya tendensi orang mudah menjadi sombong ketika kehidupannya mulai menapak sukses menjadi perhatian tersendiri di mata Tuhan. Jangankan Tuhan, kita sendiri saja mungkin merasakan hal itu dari orang-orang di sekitar kita, atau jangan-jangan kita sendiri juga tanpa sadar bersikap seperti itu. Perhatikanlah di sekeliling kita. Bukankah kita sering melihat orang berubah sikap ketika mereka sedang meningkat? Ada pula sebagian orang yang mengira mereka akan terlihat berwibawa dan berpengaruh jika mereka tampil angkuh penuh kesombongan. Jika hal ini kita lakukan, tidak saja kita akan dijauhi orang lain, tetapi sesungguhnya kita pun akan bermasalah dengan Tuhan, karena biar bagaimanapun, sikap rendah hati merupakan sebuah keharusan untuk dimiliki oleh orang-orang percaya.

Lihatlah salah satu dari sekian banyak janji Tuhan terhadap orang yang rendah hati. "Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mazmur 149:4). Keselamatan adalah anugerah yang terbesar yang bisa kita peroleh. Dan sesuai firman Tuhan ini, keselamatan siap dimahkotakan kepada kita apabila kita memiliki sebuah sikap rendah hati. Dalam beberapa kesempatan lain para rasul pun berulang kali mengingatkan para jemaat akan pentingnya menjadi pribadi yang rendah hati ini, misalnya:


  • "Hendaklah kamu selalu rendah hati, lembah lembut dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu." (Efesus 4:2).
  • "karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri" (Filipi 2:2-3)
  • "Dan akhirnya, hendaklah kamu semua seia sekata, seperasaan, mengasihi saudara-saudara, penyayang dan rendah hati.." (1 Petrus 3:8)

Semua ini menunjukkan bahwa sikap rendah hati merupakan sebuah sikap yang sangat penting untuk menjadi gaya hidup kita yang mengaku sebagai anak-anak Tuhan. Dalam keadaan sederhana kita harus rendah hati, terlebih ketika kita mulai mencicipi kesuksesan dalam hidup, sikap rendah hati harus semakin pula kita perhatikan agar tetap ada dalam hidup kita. Mungkin kita beranggapan bahwa bersikap tinggi hati akan menunjukkan bahwa kita berkuasa dan berpengaruh, atau mungkin dalam pemikiran kita itu wajar kita lakukan jika kita berada di atas. Tapi itu sesungguhnya salah besar. Perhatikan Firman Tuhan yang sangat keras berikut yang ditunjukkan kepada orang-orang yang tinggi hati. "Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 16:5).

Mengaku rendah hati itu mudah, tetapi kita harus memeriksa diri terlebih dahulu apakah benar kita sudah bersikap rendah hati atau tidak. Adakah kriteria-kriteria yang bisa dipakai untuk menunjukkan hal ini? Tentu saja ada, dan hal-hal tersebut sudah dinyatakan lewat Firman Tuhan. Besok kita akan melihat beberapa kriteria yang bisa kita pakai untuk memeriksa apakah kita sudah berada dalam jalur yang benar atau belum.
Adalah mudah untuk mengaku sudah rendah hati, tetapi pada kenyataannya kita ternyata masih jauh dari harapan. Bisakah kita mengetahui bagaimana bentuk murah hati yang sebenarnya? Adakah kriteria-kriteria yang bisa kita pakai untuk mengetahui apakah kita sudah murah hati atau belum? Alkitab sudah memberikan beberapa pedoman yang bisa kita jadikan standar dalam memeriksa apakah kita sudah rendah hati atau tidak. Setidaknya ada 4 hal yang bisa kita lihat sebagai gambaran apa yang disebut dengan rendah hati menurut firman Tuhan. Mari kita lihat satu persatu.

1. Orang yang rendah hati tidak sombong.

Sombong, arogan, angkuh, tinggi hati dan sejenisnya merupakan lawan kata dari rendah hati. Ini berarti bahwa orang yang rendah hati tidak akan bersikap sombong, dan begitu juga sebaliknya. Dengan bersikap sombong bukan saja kita dijauhi orang lain, tapi Tuhan pun akan menjauhi kita, bahkan menentang kita. Bacalah ayat berikut ini. "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati." (Yakobus 4:6b). Dalam bahasa Indonesianya dikatakan bahwa Allah "mengasihani", sementara dalam bahasa Inggrisnya sebenarnya dikatakan secara lebih rinci: "gives grace, continually". Kata grace artinya "the exercise of love, kindness, mercy, favor." Itu akan diberikan Tuhan bukan hanya sekali, tetapi secara terus menerus. Lihatlah bagaimana penghargaan Tuhan atas sikap rendah hati. Sebaliknya Tuhan sendiri akan menjadi lawan kita apabila kesombongan atau kecongkakan terus kita pertahankan dalam diri kita. "Setiap orang yang tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan luput dari hukuman." (Amsal 16:5)

2. Orang yang rendah hati mau membuka diri untuk belajar dan diajar

Sebuah Firman Tuhan berbunyi: "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati." (Mazmur 25:9). Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa orang-orang yang rendah hati itu memiliki kemauan untuk terus belajar dan lembut hatinya untuk diajar. Jalan Tuhan tertulis lengkap sepanjang Alkitab. Siapapun bisa membacanya, tapi hanya orang yang rendah hatilah yang mau terus membenahi diri untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari sesuai jalan-jalan yang sudah Tuhan sebutkan. Tuhan siap membimbing orang-orang yang mau mengakui kekurangannya dan terus belajar, membaca, meneliti, merenungkan, memperkatakan dan melakukan firman Tuhan. Tuhan tidak akan mau mengajar orang yang merasa dirinya hebat, bahkan lebih pintar dari Tuhan. Anda pun sama bukan? Maukah anda terus mengorbankan waktu dan tenaga anda kepada orang-orang yang tidak menghargai dan merasa lebih hebat dari anda? Lalu pikirkanlah, bagaimana Firman Tuhan bisa tertanam dan bertumbuh apabila Firman itu jatuh di atas tanah yang keras berbatu? "Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar." (Matius 13:5-6). Dengan memiliki kerendahan hati berarti kita pun memiliki kesempatan untuk dibimbing secara langsung oleh Tuhan, karena kita memang selalu siap untuk terus belajar dan belajar lagi.

3. Orang yang rendah hati tidak egois atau selalu mementingkan diri sendiri.

Ini juga merupakan gambaran dari orang yang rendah hati. Bagaimana sebuah ikatan, organisasi, perkumpulan, perserikatan, komunitas  atau bentuk-bentuk lainnya bisa tetap kokoh apabila anggotanya terus menerus hanya mementingkan diri sendiri saja? Kesombongan bisa membuat orang besar kepala dan lupa diri, sehingga menganggap diri mereka yang paling penting. Keutuhan keluarga bisa runtuh, sebuah perusahaan bisa hancur, apapun akan tumbang jika egoisme masih menguasai diri anggota-anggota di dalamnya. Orang yang rendah hati tidak akan bersikap demikian karena mereka akan memikirkan orang lain terlebih dahulu ketimbang kepentingan dirinya sendiri. Firman Tuhan berkata: "..Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga." (Filipi 2:3-4). Sifat rendah hati akan membawa kita untuk mementingkan kepentingan orang lain di atas kepentingan kita sendiri. Bayangkan jika para rasul tidak mau mengorbankan nyawanya demi memberitakan Injil keselamatan, bagaimana nasib kita hari ini? Sebuah kerendahan hati akan membawa kita mau berbuat sesuatu demi kepentingan orang lain dengan disertai rasa sukacita meski kita mungkin harus berkorban karenanya.

4. Orang yang rendah hati rela atau berani mengaku salah.

Ini merupakan hal yang sungguh berat untuk dilakukan oleh banyak orang. Rasa gengsi yang terlalu tinggi, takut kehilangan harga diri, takut disepelekan, rasa malu dan sebagainya sering membuat kita sulit untuk berani mengakui kesalahan secara terbuka dan meminta maaf. Padahal masalah kerelaan untuk meminta maaf merupakan hal yang amat sangat penting di mata Tuhan. Bagaimana mungkin kita bisa diampuni Tuhan apabila kita tidak mengakui dosa-dosa kita secara terbuka di hadapanNya? Firman Tuhan pun berkata: "Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9). Perhatikan bahwa Tuhan siap mengampuni dan menyucikan kita sesegera mungkin, tetapi diperlukan kerendahan hati kita untuk mau mengakui dosa-dosa kita. Tidak saja di hadapan Tuhan, kita pun diminta untuk mau merendahkan hati agar mau mengakui kesalahan di depan sesama kita. Itulah yang merupakan cerminan dari anak-anak Tuhan yang rendah hati.

Dari 4 kriteria di atas kita bisa melihat sebuah kualitas tinggi dari orang-orang yang hidup dalam sikap kerendahan hati. Karena itu tidaklah heran jika Tuhan pun meninggikan orang-orang yang memiliki sifat rendah hati, bahkan siap memahkotai dengan keselamatan, seperti bunyi ayat yang sudah saya sampaikan kemarin:
"Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan." (Mazmur 149:4). Bukan hanya keselamatan dari bahaya, sakit penyakit, krisis finansial dan sebagainya di dunia ini, tetapi keselamatan jiwa yang kekal sifatnya, atau dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan salvation. Itulah yang dimahkotai Tuhan kepada orang-orang yang rendah hati seperti yang bisa kita baca dalam Mazmur 149:4 di atas. Tidak ada alasan apapun bagi kita untuk bersikap sombong. Kita harus ingat bahwa kita hanyalah berasal dari debu (Mazmur 103:14), dan semua yang kita miliki sesungguhnya berasal dari Tuhan. (Ulangan 8:14-18). Oleh karena itu teruslah ingatkan diri kita agar tetap rendah hati dalam keadaan apapun, karena itulah yang akan menyenangkan hati Tuhan.


Tuhan siap memberkati secara kontinu anak-anakNya yang rendah hati, sebaliknya akan menentang dan menghukum mereka yang tiggi hati

Thursday, November 17, 2011

How to Know God Personally

 

What does it take to begin a relationship with God? Devote yourself to unselfish religious deeds? Become a better person so that God will accept you?

You may be surprised that none of those things will work. But God has made it very clear in the Bible how we can know Him.
The following principles will explain how you can personally begin a relationship with God, right now, through Jesus Christ...

Principle 1:

God loves you and offers a wonderful plan for your life.


God's Love
"God so loved the world that He gave His one and only Son, that whoever believes in Him shall not perish, but have eternal life." 1
God's Plan
[Christ speaking] "I came that they might have life, and might have it abundantly" [that it might be full and meaningful]. 2

Why is it that most people are not experiencing the abundant life? Because...



Principle 2:

All of us sin and our sin has separated us from God.


We Are Sinful
"All have sinned and fall short of the glory of God." 3
We were created to have fellowship with God; but, because of our stubborn self-will, we chose to go our own independent way, and fellowship with God was broken. This self-will, characterized by an attitude of active rebellion or passive indifference, is evidence of what the Bible calls sin.
We Are Separated
"The wages of sin is death" [spiritual separation from God]. 4
This diagram illustrates that God is holy and people are sinful. A great gulf separates us. The arrows illustrate that we are continually trying to reach God and the abundant life through our own efforts, such as a good life, philosophy, or religion -- but we inevitably fail.

The third law explains the only way to bridge this gulf...



Principle 3:

Jesus Christ is God's only provision for our sin. Through Him we can know and experience God's love and plan for our life.


He Died in Our Place
"God demonstrates His own love toward us, in that while we were yet sinners, Christ died for us." 5
He Rose From the Dead
"Christ died for our sins...He was buried...He was raised on the third day, according to the Scriptures...He appeared to Peter, then to the twelve. After that He appeared to more than five hundred..." 6
He Is the Only Way to God
"Jesus said to him, 'I am the way, and the truth, and the life; no one comes to the Father, but through Me.'" 7
This diagram illustrates that God has bridged the gulf which separates us from Him by sending His Son, Jesus Christ, to die on the cross in our place to pay the penalty for our sins.

It is not enough just to know these three principles...



Principle 4:

We must individually receive Jesus Christ as Savior and Lord; then we can know and experience God's love and plan for our lives.


We Must Receive Christ
"As many as received Him, to them He gave the right to become children of God, even to those who believe in His name." 8
We Receive Christ Through Faith
"By grace you have been saved through faith; and that not of yourselves, it is the gift of God; not as a result of works, that no one should boast." 9
When We Receive Christ, We Experience a New Birth
We Receive Christ by Personal Invitation
[Christ speaking] "Behold, I stand at the door and knock; if any one hears My voice and opens the door, I will come in to him." 10
Receiving Christ involves turning to God from self (repentance) and trusting Christ to come into our lives to forgive our sins and to make us what He wants us to be. Just to agree intellectually that Jesus Christ is the Son of God and that He died on the cross for your sins is not enough. Nor is it enough to have an emotional experience. You receive Jesus Christ by faith, as an act of the will.
These two circles represent two kinds of lives:

Which circle best describes your life?
Which circle would you like to have represent your life?

The following explains how you can receive Christ:

You can receive Christ right now by faith through prayer

Prayer is talking to God. God knows your heart and is not so concerned with your words as He is with the attitude of your heart. The following is a suggested prayer:
"Lord Jesus, I need You. Thank You for dying on the cross for my sins. I open the door of my life and receive You as my Savior and Lord. Thank You for forgiving my sins and giving me eternal life. Take control of the throne of my life. Make me the kind of person You want me to be."
If this prayer expresses the desire of your heart, then you can pray this prayer right now and Christ will come into your life, as He promised.

Does this prayer express the desire of your heart?


Yes, I just asked Jesus into my life »


I may want to ask Jesus into my life,
but I have a question I would like answered first »




(1) John 3:16 (NIV); (2) John 10:10; (3) Romans 3:23; (4) Romans 6:23; (5) Romans 5:8; (6) 1 Corinthians 15:3-6; (7) John 14:6; (8) John 1:12; (9) Ephesians 2:8,9; (10) Revelation 3:20
Adapted from Have You Heard of the Four Spiritual Laws and Would You Like to Know God Personally, by Dr. Bill Bright, co-founder of Campus Crusade for Christ. © Campus Crusade for Christ. All rights reserved.

http://movementseverywhere.com/sbd/

Steve Douglass : "President of Campus Crusade for Christ International"



Recently, I was reflecting back on my two years of involvement with Campus Crusade for Christ when I was a graduate student at Harvard Business School. Why did those years have such a lasting impact on my life with God and my choice of career?
As many of you know, I made a commitment to Christ during the summer before graduate school. I saw how much Jesus had changed the lives of some students my age and concluded, “That’s what I want!”  What I don’t share as often in my testimony is the back story and those who were influential in it.
First, there was the Campus Crusade group in my hometown that summer. Then, there was a couple from the church I grew up in. They regularly opened their home to our Campus Crusade group after we played volleyball in a park nearby. All of these relationships mattered and made a difference in my spiritual growth.
I attended a basic training at the Campus Crusade headquarters later that summer. There I learned about the Spirit-filled life and how to explain my faith, and had the amazing opportunity to lead a young man to Christ on the day of outreach.
Soon after arriving at graduate school, a fellow student approached me about participating in a small group study for student leaders. Joining them quickly gave me relationships at school that were oriented toward God and ministry opportunities. Four of us from that group roomed together our second year in a Masters of Business Administration (MBA) program. We became very involved in the Campus Crusade ministry in the Boston area, finding ways to invest our time strategically for the kingdom.
The four of us had the privilege of doing our MBA research project on the ministry, interviewing 100 staff members and spending double the normal time for such projects. The opportunity was enormous—a chance to be helpful to such a strategic ministry. We actually presented the results in a meeting with Bill Bright.
As I look back on those two years, I realized what got me started and kept me involved were three things: changed lives, relationships that mattered and uncommon opportunities to make my life count for God.
We recently hired a top research organization (Brand Trust) to interview people who have been involved in our ministry. They were trying to discover why people joined us, why they stayed, and why they increased their involvement. They discerned three main themes:
1 – Changed Lives
2 – Relationships that Matter
3 – Uncommon Opportunities
In light of my experience, I wasn’t at all shocked by these findings. That was why I joined, stayed, and increased my involvement with Campus Crusade. The same things motivated my roommates to be involved.
Think about your own experience. My guess is that you were motivated by some or all of the same things.
So why am I talking about this? Because those three elements must be present, in strength, in our ministry today if we hope to have people be involved with us as co-laborers and partners, let alone as staff members.
Therefore, here are some questions for you to think about:
1. Are you seeing God change lives in your ministry? Crucial to that is modeling and teaching the Spirit-filled life.
2. Are you seeing small groups of multiplying disciples form where the relationships involved have purpose beyond just being friends? Those kinds of groups have a profound impact on their members.
3. Are strategic, significant opportunities regularly offered to your disciples? Do they see specific opportunities to make their lives count?
If we hope to see movements of spiritual multiplication spread, people associated with us must see and experience those three important things. If they are not, what can we do about that?

Dia Berdaulat atas desa Pakutandang..




Semenjak aku mengambil komitmen untuk melayaniNya, aku benar-benar menikmati kemurahan Tuhan, Dia menunjukkan kebesaranNya melalui kekuranganku, Dia memampukanku melakukan hal, yang bahkan tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Seperti tertulis di Mazmur Daud pasal 139 , Dia mengenal segala sesuatu tentang diriku, bahkan saat aku duduk, saat aku berdiri, Dia mengerti segala jalanku. Di dalamNya aku hidup aku bergerak dan aku ada, karena aku dan kamu adalah keturunanNya (Kisah Para Rasul 17:28).

Tertanggal 29 Agustus sd 4 November, Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia mengadakan acara STOP OUT. Stop berarti berhenti dari kegiatan kemahasiswaan, berhenti dari aktifitas sejenak. dan Out berarti keluar dari Zona Aman, keluar dari tempat kita untuk hidup bersosialisasi dengan Masyarakat desa dengan tujuan belajar menjadi Pemimpin yang memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat. Karena Dia yang memilihku dan kamu, dari semula bahkan sebelum Dia menciptakan segalanya ( Efesus 1:11-12) dan Dia bahkan sudah menentukan waktu yang tepat untuk kelahiranku dan dimana aku akan hidup (Kisah Para Rasul 17:26) =)

Tuhan memberiku kesempatan untuk hidup di tanah Ibu Pertiwi  yang subur, yang kaya akan Sumber Daya Alam, tetapi sayangnya, masih banyak daerah di Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan, dan itu ada disekitar kita. Sebagai mahasiswa, apa yang bisa kita lakukan??? Bermodal dana usaha jualan pakaian bekas, jualan es buah,  puding serta  Proposal, dan DOA tentunya sebagai kekuatan terbesar kami, Puji Tuhan, kami bisa Program Stop Out ini. Dengan harapan kami bisa memberikan apa yang kami punya, mungkin sesuatu yang baru, yang kami bisa lakukan untuk pelajaran buat kami di masa mendatang. Karena generasi muda itu punya kepedulian untuk Masyarakat sekitarnya.   

Ciparay Pakutang, Sebuah desa kecil yang tergolong sederhana, di daerah RW 20, RT 01, 02, 03. Penduduknya tidak merasakan pendidikan yang cukup layaknya kita. Kebanyakan dari mereka hanya lulusan sekolah dasar dan sekolah menengah. Pemuda-pemudinya pemalu, dan warganya juga kurang aktif. Pertama kali menginjakkan kaki ke pemukiman penduduk, ketika saya bersama 3 orang peserta yaitu Ramly, Santa dan Septina kerja bakti di RT 03, menurut pandanganku, penduduknya kurang memiliki kepedulian akan lingkungannya. Hal ini bisa  terlihat dari lingkungannya yang sangat kotor dan hanya tiga pemuda yang menerima ajakan pak Supri selaku bapak RT yang mau membantu kami membersihkan lingkungan sekitar.
Adapun program yang kami lakukan selama 7 hari disana benar-benar memberkatiku.  Bazaar Sembako Murah, Kerja Bakti, Silahturahmi ke rumah warga, Bimbingan belajar, Seminar Pemuda, Penyuluhan kesehatan untuk anak-anak, Penyuluhan pertanian, PA dengan keluarga Kristen, Pengobatan Gratis dari team LPMI Bandung. Praise the Lord. Tuhan berdaulat atas program-program yang kami lakukan

Penduduk di Pakutandang menganut tiga agama, Islam, Kristen, dan aliran kepercayaan. Warga yang beragama Kristiani  sangat minoritas, bahkan sebut saja namanya Linda, siswi kelas 5 SD, yang  mengalami kejadian yang mungkin tidak seharusnya dia alami, hanya karena kepercayaannya beda dari teman-temannya, dia dijauhi dan diolok-olok sebagai kafir. Miris buatku pribadi, karena usianya yang harusnya menikmati masa kanak-kanak yang indah, tetapi sayangnya tiap hari dia menangis dipangkuan ibunya, karena dia tidak punya teman disekolahnya. Perbedaan itu harusnya bukan ancaman, tetapi kekayaaan yang harus dinikmati. Linda yang masih kecil, benar-benar memikul salibnya. :-(

Who am I???


Hey, this is my first writing and absolutely in my new blog. xD Honestly, I never had a blog before. Then, I decided to make a blog to pour my emotion, feeling, or something out in my mind, my life,my heart, my soul, and my ministry..
I am Ririn Sihombing
I come from Pematang Siantar
I study Germany Literatur, because i love Germany a lot xD
I have 2 Sister and 1 Brother, and I am the oldest :)
I live in Jatinangor, a small city, but i love it..
Now, I will try to write my day, my stories, my everything. my desire in my blog..
Let's explore my blog..
God bless you all.. <3